Pada tahun 1986, Federal
Ministry for Defense negara Jerman memulai dua proyek teknologi
informasi. Kedua proyek tersebut adalah software development environment for
information system (SEU-IS) dan software development environment for
weapon and weapon delivery systems (SEU-WS). Dalam pelaksanaan kedua proyek
tersebut ada beberapa goal yang
ingin dicapai yaitu:
- Membuat biaya dan proses-proses yang ada pada seluruh software development process menjadi jelas.
- Menerapkan minimum standard untuk menjamin kualitas software yang dihasilkan.
- Melakukan standarisasi dan membuat software development process lebih transparan.
V
Model dikembangkan untuk mewujudkan goal
di atas. Hal ini disebabkan karena model-model yang ada pada masa itu dirasa belum
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Tahapan V Model yaitu:
1. Requirement Analysis &
Acceptance Testing
Tahap Requirement
Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap
ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna.
Acceptance Testing
merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut
dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.
2. System Design & System Testing
Dalam tahap ini
analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan
pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini
adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum,
struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh
tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram
dan Data Dictionary.
3. Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut
High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar
kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel
dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4. Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut
sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih
kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan
programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program
seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output
untuk tiap modul, dan lain-lain.
e. Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman
terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan V Model
- V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
- V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
- V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
- V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
Daftar pustaka
https://bluewarrior.wordpress.com/2009/10/12/waterfall-model-vs-v-model/
http://lindahadi.blogspot.com/2009/03/v-model.html